Sunday, August 14, 2011

Janganlah bekerja demi "Teman" dan "Rasa Tidak Enak"



Selamat pagi jakarta! What's up! Semalam barusan mimpi masalah kerjaan yang kayaknya seh' enak kalo dibagi-bagi buat Anda-anda yang telah, sedang dan akan bekerja. Begini ceritanya....

Alkisah, konon, pada suatu hari... ada dua orang anak manusia yang melamar pekerjaan di sebuah perusahaan besar. Mereka adalah Tini dan Tina ... awalnya mereka diterima bekerja di bagian administrasi srabutan. Gaji mereka dan jenis pekerjaan mereka pun bagaikan kembar siam, alias sama! Bahkan meja mereka pun berdampingan dalam satu ruangan. Apapun yang dilakukan oleh Tini pasti juga pernah dikerjakan oleh Tina.
Namun, setelah tiga bulan berlalu, ada satu hal yang tampak berbeda dari mereka. Tini tampak lebih cepat dan cekatan dalam menyelesaikan pekerjaannya dibanding dengan Tina. Tampaknya "fenomena" ini tertangkap oleh keempat mata manajer mereka (kan ceritanya pake kacamata, bos...) Akhirnya Tini pun naik jabatan sebagai koordinator administrasi. Tentu saja ini berkah yang luar biasa bagi Tini, namun tidak begitu bagi Tina. Ia terpaksa menelan kapsul kekecewaan (glek...) melihat kawannya Tini yang kini telah menjadi pimpinannya.

Waktupun terus bejalan hingga suatu saat Tini sang pimpinan harus mendelegasikan suatu pekerjaan yang sangat penting pada staf-stafnya. Selama ini ia selalu meletakkan Tina pada urutan terakhir dalam pemberian tugas, karena "Rasa Tidak Enak" yang selalu menghantuinya itu. "Rasa Tidak Enak" untuk menyuruh ini dan itu, karena selalu teringat saat dulu mereka berjuang bersama untuk melamar pekerjaan, sama-sama tidak punya uang dan sama-sama menderita. Namun saat ini ia tidak ada pilihan lain, karena stafnya yang lain sudah mendapatkan tugas semua. Tini pun memanggil Tina menghadap. Saat Tina sudah berada di hadapannya, kembali rasa sungkan dan "Rasa Tidak Enak" itu kembali menyergap. Alhasil, mereka hanya membicarakan hal lain, ngalor ngidul... nggak karuan. Tini pun akhirnya memutuskan untuk mengerjakan sendiri semua pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh Tina.

Waktu pun terus bergulir, dan hal itu terus terjadi berulang kali, hingga akhirnya....
Tini dipanggil menghadap ke pimpinan pusat. Berdasarkan evaluasi kerja, Tini telah mengalami penurunan efektivitas kerja dan tidak memenuhi target, bahkan ada laporan mengenai satu orang staf yang selalu diberikan "hak istimewa" olehnya (maksudnya si Tini, gitu loh)...
Nasib berkata lain, Tini pun diminta mengundurkan diri secara resmi, karena dianggap tidak mampu bekerja secara profesional, telah bertindak tidak adil dan tidak mampu mengatur pekerjaan stafnya secara proporsional.

So.... Pernahkan Anda atau teman Anda mengalami hal ini? Mungkin sebaiknya mulai hari ini niatkanlah diri Anda untuk bekerja demi kemajuan diri Anda sendiri dahulu, bukan demi Teman Anda dan hilangkanlah budaya "rasa tidak enak"!
Pikirkanlah kemajuan diri Anda dahulu sebelum memikirkan orang lain. Perbaikilah diri Anda terlebih dahulu sebelum banyak mengumbar komentar, karena belum tentu Anda lebih baik dari orang yang Anda komentari itu.

Dalam dunia kerja kita semua adalah pejuang! Pejuang yang harus mampu bersaing secara sehat, dengan pejuang yang lain! Beda' dengan pejuang cinta, kalo yang satu ini justru "rasa tidak enak" itu dibutuhkan, biar kita tahu rasa malu, ya to' ? haha

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar yang anda sampaikan , sehingga dapat menambah wawasan saya sebagai penulis dan membuat blog ini semakin berguna banyak orang